KUNCI SUKSES MENJADI SEORANG ENGINEER

“Bismillahirohmanirohim” 

Ini merupakan postingan pertama saya di wordpress. postingan ini menceritakan pengalaman seorang engginer yang bernama Wiryanto Dewobroto. karna dari tulisannya lah  membuat diri saya ingin maju dan menjadi seorang engineer yang selalu mampu mempercayai keahlian pada dirinya sendiri.
 “Pak Wiryanto  yang terhormat…Step2 yang anda berikan untuk menjadi seorang engineer yang sukses sangat mengilhami saya. Terimakasih banyak…
“allhamdulillah  saya bisa menemukan blog ini”
 Walaupun kepercayaan saya berbeda dengan bpk wiryanto tapi saya tetap menghormatinya dengan tidak mengubah atau menghapus satupun kata-kata mutiara dari bapak.

:

Pak Wir.
Maukah anda membimbing saya dalam belajar mengenai kunci sukses menjadi seorang engineer yang selalu mampu mempercayai keahlian pada dirinya sendiri.
Maklum, saya maba salah satu universitas swasta di Makassar.
thanks

*Tahap I **

Untuk “menjadi” maka pertama-tama : anda harus “memikirkannya“. Kelihatannya sederhana, tapi itu hebat. Untuk menguatkan pikiran anda, setiap hari selipkan keinginan itu dalam pokok doa anda. Intinya, bahwa dengan keinginan anda tersebut adalah juga dalam rangka memuliakan-Nya. Jadi selaraskan keinginan anda dengan Tuhan. win-win solution. Sehingga dalam hati dan pikiran anda, hal di atas dapat menjadi suatu keyakinan bahwa itu pasti akan terjadi.

Paragraf di atas intinya adalah menyiapkan mental anda.

Jangan sepelekan nasehat di atas. Hal tersebut sudah diyakini ribuan tahun dan saya mencoba menggunakan sebagai awalan dari kunci sukses tersebut.

‘Have faith in God,’ Jesus answered.
‘I tell you the truth, if anyone says to this mountain, “Go, throw yourself into the sea”, and does not doubt in his heart but believes that what he says will happen, it will be done for him.
Therefore I tell you, whatever you ask for in prayer, believe that you have received it, and it will be yours.
(Mark 11:22-24)

Kutipan di atas menjadi dasar dari semua buku motivasi abad modern ini, khususnya yang berkaitan dengan cara berpikir positip. Itu pula yang menjadi keyakinan saya selama ini.

**Tahap II **

Tahap realisasi dari keyakinan dan pikiran tersebut, agar tidak menjadi beban adalah dengan menyenangi hal-hal yang berkaitan dengan keahlian yang anda impikan itu. Untuk menyenangi suatu hal, rasanya gampang-gampang susah, bagi orang-orang tertentu kadang tidaklah mudah. Oleh karena itu perlu diselaraskan dengan bidang-bidang yang secara natural juga telah anda senangi terlebih dahulu.

Apalagi menyenangi untuk belajar suatu ilmu yang baru, nggak mudah itu. Namanya saja ilmu yang berbeda dengan pengetahuan. Kalau pengetahuan maka umumnya dengan kemampuan indera saja kita mudah menangkap tentang hubungan sebab akibat. Tapi untuk ilmu maka anda memerlukan kedalaman berpikir, biasanya semakin anda mempunyai ilmu (banyak ilmu) maka semakin mudah anda memahami suatu ilmu baru. Semakin anda tidak mempunyai ilmu, maka semakin susah anda memahami ilmu. Itu prinsip ilmu menurut saya. Tentu saja banyak di siniadalah banyaknya ilmu yang sejenis (sebidang). Jadi jangan dibilang bahwa seorang ahli dengan banyak ilmu musik maka dia juga dengan mudah menyerap ilmu mekanika. Wah itu sih nggak sebidang namanya.

Bagaimana untuk menyenangi ? Saya tidak mempunyai tips yang khusus, karena sifatnya kasus-per-kasus. Sebagai contoh, sejak awal memang saya dulu suka bidang teknik, elektronik, dan hal-hal yang terkait dengan itu. Itu pula yang mendorong saya, mengapa memilih bidang engineering dan bukan bidang lain.

Sewaktu SMA, saya senang bidang menggambar proyeksi. Saya ingat, di kelas saya, ada dua orang yang menjadi nara sumber untuk teman-teman kelas lain yang mungkin bingung menggambarkan suatu gambar proyeksi. Dari dua orang tersebut, maka saya menjadi salah satunya.  Waktu ada pameran dies SMA waktu itu, maka gambar-gambar saya ikut di pamerkan. Sedangkan untuk bidang elektronik, waktu itu juga sudah senang bikin radio amatir, sudah otak-atik tegangan 750 volt untuk radio tabung. Wah membayangkan waktu itu asyik rasanya.

Jadi sebelum mengambil kuliah saya menyadari bahwa teknik adalah salah satu kekuatan saya atau minimal itu hal yang mengasyikkan.

Apakah anda juga demikian adanya ? Moga-moga anda memilih bidang teknik adalah karena kata hati anda, bukan karena nasehat teman-teman lain (meskipun kata hati anda menolak, hanya karena nggak enak, atau melihat kesannya keren atau lainnya).

Jika anda punya pengalaman yang mirip, yang mendukung bidang anda yang akan ditekuni, Wah bersyukurlah. Berarti usaha anda untuk menyenangi bidang tersebut tidak terlalu susah. 😀

Apa sih bedanya orang yang menyenangi dan tidak, berkaitan dengan kemampuan seseorang.

Mungkin seseorang karena dituntut sesuatu dan punya disiplin diri yang ketat, juga ditunjang oleh kecerdasannya bisa saja mempunyai kemampuan kompetensi untuk mengerjakan sesuatu. Untuk orang yang tidak menyenangi, maka dianggap itu sebagai tugas, jika selesai maka pikirannya ke hal tersebut juga sudah selesai. Waktu yang lain digunakan untuk hal-hal lain yang disenanginya. Sedangkan untuk orang yang menyenanginya maka setelah tugas selesai, maka waktu lain yang ada masih digunakan untuk memikirkan tugas tersebut. Bagi orang-orang yang menyenangi maka itu bukan tugas, tapi hobby untuk menghabiskan waktu. Ingat keahlian atau penguasaan akan sesuatu juga ditunjang oleh jam terbang. Jadi semakin lama menggeluti jika kualitas interaksinya seimbang maka diyakini yang semakin banyak jam terbangnya akan semakin baik.

Kalau begitu orang-orang tersebut nggak menikmati waktu senggangnya ya pak ?

O bukan begitu, bagi orang-orang seperti itu . Maka itu merupakan waktu senggangnya, hobbynya juga. Masalah apakah hobbynya adalah sama dengan bekerja , ya itu adalah orang lain yang melihat.

Sebagai contoh, kalau anda melihat buku-buku yang saya tulis. Itu semua kebanyakan dikerjakan pada waktu-waktu diluar jam kerja, dan itu suatu kenikmatan kalau kita menyenanginya..

**Tahap III **

Kita mempunyai keterbatasan, minimal waktu dan tempat yang terbatas. Juga mungkin kemampuan, untuk itu yang mempunyai kemampuan lebih maka anda pantas bersyukur. Untuk hal-hal seperti itu maka strategi yang perlu diterapkan adalah FOKUS.

Jika anda mahasiswa S1 maka tahap pertama agar anda dapat berkonsentrasi penuh adalah selesaikan perkuliahan anda secepatnya. Fokuslah pada mata kuliah yang menjadi kewajibannya.

Dalam usaha untuk menyelesaikan pendidikan anda. Cobalah mulai dilihat, bidang-bidang apa di teknik sipil yang menjadi peminatanan anda. Secara umum, bidang rekayasa teknik sipil bisa dibagi menjadi bidang: (1) hidro/pengairan, (2) infrastruktur/transportasi, (3)manajeman konstruksi, (4) geoteknik, (5) struktur/konstruksi. Mana yang menurut anda paling anda senangi. Umumnya anda sudah mempunyai gambaran bidang yang menjadi peminaatan anda setelah anda mengambil mata kuliah kerja praktek.

Mulailah FOKUS ke situ.

**Tahap IV **

Kembangkan kemampuan berkomunikasi anda. Kuasailah salah satu Bahasa asing. Semakin banyak anda mempunyai kemampuan tersebut maka anda akan menjadi ahli yang hebat dibandingkan orang-orang lain seangkatan yang tidak mengusai bahasa tersebut. Mengapa ?

Perlu kita sadar, bahwa bidang kita adalah engineering, yaitu sain dan seni. Pengalaman empiris menjadi suatu hal yang penting yang menambah wawasan kita. Maka dengan menguasai bahasa asing berarti kita juga mempu memahami pengalaman orang lain yang lebih luas. Bayangkan saja, jika anda hanya punya kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, maka anda hanya dapat menyerap ilmu dari orang-orang yang berbahasa Indonesia. Dan karena orang-orang indonesia hanya suka berkomunikasi lesan dibanding tulis. Maka ilmu anda hanya akan bertambah jika bertemu langsung. Tapi jika anda menguasai Inggris maka anda dapat dengan mudah mempelajari pengalaman empiris mereka yang cukup banyak dituangkan dalam bahasa tulis. Apalagi Jerman, apalagi Rusia atau China. Wah anda akan punya wawasan yang lebih luas lagi. Jadi lebih ahli dari orang-orang lain. 😀

O ya, pertanyaan anda di blog ini, juga dapat menjadi contoh karena anda mempunyai kemampuan/keberanian berkomunikasi maka anda mendapat sesuatu yang dapat dipikirkan. Siapa tahu ini dapat mengubah strategi anda dalam menempuh karir.

Kemampuan berkomunikasi juga merupakan sarana anda untuk beraktualisasi diri. Tanpa anda bisa berkomunikasi (lesan / tulisan) maka orang lain tidak tahu siapa anda. Contohnya, tanpa saya membuat blog ini atau menulis buku, meskipun saya mempunyai kemampuan yang hebat (menurut saya) maka tidak ada orang lain yang tahu. Begitu bukan . 😀

O ya, contoh engineer hebat di Indonesia yang memahami benar untuk selalu mengkomunikasikan ide dan pengalamannya melalui tulisan ilmiah adalah Prof. Wiratman Wangsadinata. Sejak muda dan sampai sekarang di usia beliau yang lebih dari 70 tahun masih aktif mencetuskan ide-ide brilyan-nya. Beliau adalah guru saya dalam engineering praktis,  baik secara langsung dahulu yaitu saat bekerja pertama kali di kantor konsultan beliau, PT. Wiratman & Associates Consulting Engineer sewaktu kantornya masih kecil di Bendungan Hilir Jakarta Pusat, yaitu sekitar tahun 1989-1993, maupun dari tulisan-tulisan beliau selanjutnya. Saya juga yakin, beliau telah menjadi guru bagi teman-teman engineer lainnya dengan tulisan-tulisannya yang mencerahkan. O ya, saat ini saya juga sedang ngangsu kawruh kepada promotor Prof. Wiratman sewaktu mengambil program doktornya di ITB, jadi gurunya guru begitu, yaitu Prof. Sahari Besari.

Ini gambar kami berdua setelah 18 tahun berlalu sejak pertama kali saya mengenal beliau.

Foto di ambil ketika beliau datang ke Seminar Internasional EACEF di UPH bulan September 2007 yang lalu, di foto di depan stand PT. Wiratman yang sekaligus sponsor seminar tersebut.

Beliau dalam seminar tersebut kami undang sebagai invited speaker untuk bersama-sama dengan para pakar lain dari Jerman, Singapore, Taiwan, Australia untuk berbagi ilmu dan pengalaman pada session yang kami bikin tersebut.

**Tahap V **

Praktekkan ilmu dan pengetahuan anda. Ini penting, meskipun secara formal anda mempunyai ijazah dan disebut sarjana teknik tetapi jika tidak pernah dipraktekkan maka anda tidak bisa mengaku diri sebagai engineer. Saya yakin itu. Tanpa pengalaman empiris maka mental engineer susah diperoleh.

Jika anda belum ‘berani’, ya saya kira di awal karir itu suatu kondisi yang biasa.  Mulailah bekerja atau magang pada orang yang sudah dikenal punya keahlian tersebut. Carilah tempat magang yang bereputasi tinggi. Belajar dan serap pengetahuan yang anda peroleh.

Tahap awal tentu saja mengikuti prosedur kerja yang ada, yah pertama-tama tentu menjadi staf begitu. Selanjutnya berpikirlah kritis , jika ada suatu masalah cobalah dipelajari dengan baik-baik dulu. Jika anda di konsultan misalnya, mulailah evaluasi antara rencana dan kenyataan. Adakah korelasinya. Carilah hal-hal apa yang pada tahap rencana itu, yang penting, yang menentukan apakah hasilnya sesuai atau tidak. Untuk tiap-tiap parameter tersebut carilah referensi yang berkaitan . Baca, apakah referensi tersebut mendukung atau ada pendapat lain. Mengapa ? Ini proses memahami, yang suatu saat menjadi ilmu anda.

Jika sudah mempunyai bekal, ujilah. Caranya ? Mulailah berani melakukan diskusi, cobalah ungkapkan alasan-alasan anda dan tunjukkan hal-hal yang mendukung alasan anda secara logis dengan tidak emosional. Jika anda sudah mulai dapat menyakinkan pimpinan anda.  Lha disinilah timbul kepercayaan diri.

Tapi itu harus selalu di monitor, apakah yang anda usulkan tersebut juga dilaksanakan, jika dilaksanakan bagaimana hasilnya. Usahakan berhasil, meskipun itu mungkin dari hal-hal yang kecil dulu. Nggak apa-apa. Kalaupun terjadi kegagalan cepat-cepat carilah solusi. Jangan ditinggalkan. Usahakan anda yang menyelesaikannya sampai tuntas. Jika tanggung jawab kecil saja sukses, maka yang besar ada kemungkinan untuk diberikan.

Whoever can be trusted with very little can also be trusted with much, and whoever is dishonest with very little will also be dishonest with much. So if you haven not been trustworthy in handling worldly wealth, who will trust you with true riches?
(Luke 16:10-11)

Jika hal-hal tersebut dapat dilakukan terus menerus, suatu saat nanti pasti anda diberi kepercayaan untuk mempimpin dan seterusnya. Ingat dan jangan lupa, selama tahapan ini maka hal-hal yang ada di tahapan sebelumnya harus selalu dipupuk terus.

Saya yakin suatu saat anda akan menjadi engineer yang percaya terhadap keahlianyang anda miliki sendiri. Bahkan karena kepercayaan itu, anda berani mengungkapkannya ke kalangan yang lebih luas (publikasi) untuk menjadi referensi pengetahuan bagi mereka lainnya.

Itulah anda akan memulai menjadi terang dan garam bagi sesama engineer yang lain.

… , let your light shine before men, that they may see your good deeds and praise your Father in heaven.
(Matthew 5 : 16)

Syalloom.

Tinggalkan komentar